Beberapa minggu yang lalu saya membaca literatur luar negeri
tulisan seorang yuri kenari, Mr. Tell Muhlestein. Saya kira bacaan ini
perlu saya terjemahkan dan dibagikan ke hobiis burung kenari di tanah
air, khususnya para peternak yang mendalami teknik berternak untuk
mendapatkan kenari penyanyi (selanjutnya saya sebut kenari) yang baik.
Pertama kali saya tertarik dengan judulnya yaitu “Female’s Influence on
the Roller Canary Song” karena disebutkan sebagai Kenari jenis Roller,
walau jenis nyanyiannya berbeda dengan kenari Indonesia tetapi pada
dasarnya adalah tipe kenari yang dipelihara untuk didengarkan
kicauannya, sama seperti kenari di Indonesia.
Banyak peternak yang tidak memahami arti penting seekor burung
betina, karena individu betina tidak berkicau sehingga tidak terlihat
apakah kenari tersebut sebagai pembawa gen penyanyi yang baik atau
tidak. Secara genetis terbukti bahwa kenari betina berpotensi sebagai
induk yang akan menentukan kualitas nyayian anakannya.
Beberapa
peternak membeli kenari jantan yang bagus untuk dijodohkan dengan
seekor kenari betina, dengan tujuan untuk mendapatkan anakan yang
berjenis kelamin jantan yang berkualitas bagus seperti bapaknya.
Seringkali peternak akan mengatakan bahwa „Betinanya tidak cocok dengan
si jantan!“ karena anakan yang dihasilkan yang berjenis kelamin jantan
tidak berkualitas bagus seperti bapaknya. Peternak tersebut menjadi
putus asa dan akhirnya menjual seluruh anakan dari betina tersebut,
tanpa menyadari bahwa anakan yang berjenis kelamin betina yang ikut
terjual sebenarnya membawa potensi yang bagus untuk menghasilkan anakan
jantan yang bagus di masa depan.
Burung berjenis kelamin betina mempunyai kromosom Z W yang berperan
penting untuk menentukan jenis kelamin anakannya. Burung betina akan
menghasilkan anakan yang berjenis kelamin betina dengan meneruskan
kromosom W dan menghasilkan anakan berjenis kelamin jantan dengan
meneruskan kromosom Z. Dengan meneruskan kromosom Z ke keturunan yang
berjenis kelamin jantan berarti betina tersebut mewariskan nyanyian
indah yang berasal dari „ayah si betina“ ke anak jantannya.
Untuk memperbaiki garis keturunan yang bagus/menghasilkan anakan yang
bagus, maka diperlukan seekor kenari jantan yang berkualitas bagus.
Hasil perkawinan betina dengan pejantan yang bagus tidak selalu dapat
menghasilkan anakan berjenis kelamin jantan yang hebat seperti ayahnya.
Akan tetapi anakan yang berjenis kelamin betina yang berasal dari
pejantan yang bagus mempunyai potensi sebagai induk yang baik untuk
menghasilkan pejantan yang bagus, meskipun saudaranya mungkin jelek.
Banyak peternak kenari yang tidak memberi kesempatan pada betinanya
untuk memperbaiki garis keturunannya. Ketika kenari betina menghasilkan
keturunan seekor kenari jantan yang mempunyai kualitas nyanyian yang
jelek, hal ini tidak berarti bahwa betina tersebut tidak mempunyai
potensi untuk menghasilkan keturunan yang baik. Semua kenari, baik yang
berjenis kelamin jantan ataupun betina, pasti membawa gen yang baik atau
buruk. Sebagai contoh, di dalam sebuah sarang dengan 4 anakan akan
memiliki kualitas yang berbeda-beda, mungkin hanya satu atau dua ekor
anakan tersebut yang bagus kualitas suaranya, dan yang lainnya mungkin
memiliki kualitas suara yang cukup atau bahkan jelek.
Sifat-sifat dari nenek moyangnya berperan penting dalam proses
menghasilkan keturunan. Sebagai contoh: individual yang hebat mungkin
dapat menghasilkan anakan yang berkualitas jelek, akan tetapi harus
diingat bahwa individu betina mewarisi kromosom Z yang berasal dari
bapaknya yang membawa kualitas nyanyian yang bagus atau buruk. Sangatlah
bijaksana bila peternak memilih kenari betina bukan dari kualitas
nyanyian saudaranya tetapi dari kualitas nyanyian bapaknya.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa kota Roma tidak dibangun dalam satu
hari, hal ini memberikan pengertian bahwa untuk mendapatkan keturunan
kenari dengan kualitas kicauan yang hebat tidak dapat dihasilkan dari
hasil sekali penjodohan atau beternak dalam semusim. Peternak yang baik
mempunyai tujuan dan rencana waktu penjodohan. Memperbaiki kualitas
burung di peternakannya, haruslah menjadi tujuan utama seorang peternak,
untuk itu dia harus membuat pilihan yang bijaksana dalam menentukan
jenis/ras apa yang akan digunakan untuk memperbaiki mutu. Kemudian dia
harus bersabar untuk melanjutkan beberapa keturunan sampai dia menemukan
garis keturunan yang benar atau dirasa cocok dan terus berkonsentrasi
sampai diperlukannya lagi individu baru untuk memperbaiki keturunan.
Seorang peternak yang baik tentu saja mempunyai beberapa pilihan
penjodohan untuk perbaikan mutu, untuk penjodohan yang akan datang.
sumber http://kicaumania.org
No comments:
Post a Comment