Jika Anda memiliki anak laki-laki, pilihan mengsunatkannya atau tidak
akan menjadi keputusan pertama yang Anda buat sebagai orang tua. Bagi
penganut agama tertentu, seperti Islam dan Yahudi, pilihan ini mudah
karena sunat atau khitan merupakan bagian dari perintah agama. Di luar
dua pemeluk agama itu, sunat menjadi pilihan yang sulit. Bagaimanapun,
tidak ada orang tua yang mau menempatkan bayi mereka menjalani prosedur
yang kemungkinan besar akan menyakitkan. Sekalipun demikian, Anda tentu
ingin melakukan yang terbaik untuknya, dan Anda mungkin telah mendengar
bahwa sunat baik untuk kesehatan anak laki-laki. Untuk membantu Anda
memahami masalah sunat atau sunat, kami telah mengumpulkan pendapat para
ahli dan berbagai hasil penelitian. Inilah pertanyaan-pertanyaan yang
dapat Anda jadikan bahan pertimbangan.
Apakah ada manfaatnya bagi kesehatan?
Meskipun American Academy of Pediatric menyatakan bahwa tidak ada
bukti medis yang cukup untuk merekomendasikan sunat, dua penelitian
terbaru memberi bukti kuat bahwa sunat bermanfaat bagi kesehatan anak.
Studi tahun 2006 yang dipublikasikan jurnal Pediatric menemukan
bahwa pria yang tidak disunat tiga kali lebih banyak terkena penyakit
menular seksual dibandingkan pria yang disunat; penelitian di Kenya yang
dimuat dalam jurnal The Lancet menemukan sunatan dapat
mengurangi risiko infeksi HIV pada pria heteroseksual sebanyak 60%.
(Meski demikian para ahli belum sepenuhnya yakin bagaimana sunat dapat
mengurangi risiko infeksi HIV, secara teori kulup atau kulit khatan mengandung
reseptor yang memudahkan virus menempelkan atau menyebabkan kulup
mendapatkan luka kecil saat berhubungan intim, kondisi ini memudahkan
virus masuk ke pembuluh darah).
Namun hasil-hasil penelitian itu cukup bagi American Urological
Association untuk merekomendasikan sunat kepada para orang tua yang
memilih melakukannya karena alasan kesehatan. “Dapat mengurangi risiko
HIV sampai enam puluh persen merupakan angka keberhasilan yang sangat
besar, khususnya ketika Anda membayangkan tidak ada obat untuk AIDS,”
jelas Craig Niederberger, MD, Kepala Departemen Urologi University of
Illinois di Chicago.
“Meski anak laki-laki Anda disunat, dia tetap perlu diajarkan
bagaimana mengendalikan nafsu dan melakukan seks yang aman,” kata
penasihat Parents Jennifer Shu, M.D., coauthor pada Heading Home With Yor Newborn: From Birth to Reality.
Meski sunat diakui dapat mengurangi risiko bayi terkena urinary-tract infection (UTI), kenyataannya UTI bukan kasus umum terjadi pada anak laki-laki. Sama halnya dengan kasus penile cancer, yang terdiagnosa pada kurang dari 1.600 laki-laki setiap tahun.
Pentingkah anak Anda mirip dengan ayahnya?
“Anak-anak berbeda dari orang tuanya dalam berbagai hal – Anda
mengenakan kacamata, mereka tidak; mata Anda biru, mata mereka coklat.
Jika seorang anak memberitahu bahwa Anda disunat dan dia tidak, Anda
hanya perlu menganggapnya sebagai sebuah percakapan yang menyatakan
setiap orang itu berbeda,” kata Russell Reiff, MD, seorang dokter anak
dari Kaiser Permanente di San Fransisco Medical Center. Dalam hal yang
sama, calon orang tua kerap kali khawatir jika anak laki-lakinya tidak
disunat, dia tidak sama dengan kebanyakan anak laki-laki pada umumnya
sehingga akan diolok-olok di masa remajanya.
Bagaimanapun, sekarang jarang diungkap bahwa jumlah anak laki-laki
yang disunat sekamin sedikit. Sekarang sunatan kurang populer dibanding
dulu, dan perbandingan sunat dengan tidak pada anak laki-laki yang lahir
di Amerika adalah 50:50.
Apakah penis yang tidak disunat lebih sulit dibersihkan?
Tidak ketika anak Anda masih bayi. “Jika bayi Anda tidak disunat,
biarkan kulup pada tempatnya – jangan coba-coba menariknya karena bisa
menimbulkan rasa sakit., “ kata Dr. Shu. “Cuci penis anak secara
sederhana - termasuk kulup – dengan sabun dan air ketika dia berada
dalam bak mandi. “Ketika anak Anda mencapai usia 4 atau 5 tahun, kulup
secara alami mulai menarik ke dalam. Pada titik ini, dibutuhkan usaha
yang lesar untuk membersihkannya. Anda perlu mengajarkannya bagaimana
menurunkan kulup dengan lembut, mencuci kepala penis, kemudian
memasukkannya kembali ke posisi semula.
Dapatkah sunat mengurangi sensitivitas seksual?
Jika Anda memperhatikan website anti-sunat, banyak klaim yang mengatakan kulup adalah zona erogenous, dan mereka menyoroti studi-studi yang memperlihatkan bahwa pria yang “utuh” memiliki penile sensitivity
yang lebih banyak dibanding mereka yang disunat. Masih pada kasus ini,
kebanyakan para ahli memperingatkan orang tua untuk tidak membiarkan hal
ini mempengaruhi keputusan mereka. “Kami melakukan sunat pada lelaki
dewasa di klinik kami setiap hari, dan umumnya mereka tidak mengeluarkan
komplain apa pun tentang sensasi seksual, “ kata Dr. Niederberger. “Dan
ingat, mereka adalah laki-laki yang punya pengalaman dalam keduanya,
menjalani seks sebelum dan sesudah disunat.” Jika anak laki-laki Anda
disunat dari lahir, dia tidak pernah tahu perbedaannya. Walau disunat
atau tidak, kebanyakan pria memiliki kehidupan seks yang sangat
memuaskan.
Apakah sunat itu menyakitkan?
Selama bertahun-tahun, kalangan dokter percaya bahwa anak yang baru
lahir tidak merasa sakit dan tidak disarankan menggunakan obat-obatan
dalam prosedur penanganan. Tetapi American Academy of Pediatrics
menyatakan bayi merasakan merasakan sakit dan merekomendasikan
penggunaan obat-obatan. Seringkali bayi diberi larutan air gula untuk
ditelan (yang menyebabkan endorfin bayi meningkat secara alami)
dikombinasikan dengan numbing cream (krim untuk mematikan rasa sakit) di gunakan pada ujung penis atau sebuah suntikan lidocaine
pada dasar batang penis. Banyak ahli percaya bahwa ketika sunat
dilakukan dengan benar dan obat penghilang rasa sakit digunakan, rasa
tidak nyaman ketika sunat dapat diminimalkan secara efektif.Komplikasi
seperti perdarahan dan infeksi hanya terjadi sekitar 3%. “Cacat akibat
komplikasi sangat jarang terjadi,” kata dokter anak Russel Reiff.
No comments:
Post a Comment