Laman

Friday, November 16, 2012

Haruskah Anak Anda di Sunat

Jika Anda memiliki anak laki-laki, pilihan mengsunatkannya atau tidak akan menjadi keputusan pertama yang Anda buat sebagai orang tua. Bagi penganut agama tertentu, seperti Islam dan Yahudi, pilihan ini mudah karena sunat atau khitan merupakan bagian dari perintah agama. Di luar dua pemeluk agama itu, sunat menjadi pilihan yang sulit. Bagaimanapun, tidak ada orang tua yang mau menempatkan bayi mereka menjalani prosedur yang kemungkinan besar akan menyakitkan. Sekalipun demikian, Anda tentu ingin melakukan yang terbaik untuknya, dan Anda mungkin telah mendengar bahwa sunat baik untuk kesehatan anak laki-laki. Untuk membantu Anda memahami masalah sunat atau sunat, kami telah mengumpulkan pendapat para ahli dan berbagai hasil penelitian. Inilah pertanyaan-pertanyaan yang dapat Anda jadikan bahan pertimbangan.
Apakah ada manfaatnya bagi kesehatan?
Meskipun American Academy of Pediatric menyatakan bahwa tidak ada bukti medis yang cukup untuk merekomendasikan sunat, dua penelitian terbaru memberi bukti kuat bahwa sunat bermanfaat bagi kesehatan anak. Studi tahun 2006 yang dipublikasikan jurnal Pediatric menemukan bahwa  pria yang tidak disunat tiga kali lebih banyak terkena penyakit menular seksual dibandingkan pria yang disunat; penelitian di Kenya yang dimuat dalam jurnal The Lancet menemukan sunatan dapat mengurangi risiko infeksi HIV pada pria heteroseksual sebanyak 60%. (Meski demikian para ahli belum sepenuhnya yakin bagaimana sunat dapat mengurangi risiko infeksi HIV, secara teori kulup atau kulit khatan mengandung reseptor yang memudahkan virus menempelkan atau menyebabkan kulup mendapatkan luka kecil saat berhubungan intim, kondisi ini memudahkan virus masuk ke pembuluh darah).
Namun hasil-hasil penelitian itu cukup bagi American Urological Association untuk merekomendasikan sunat kepada para orang tua yang memilih melakukannya karena alasan kesehatan. “Dapat mengurangi risiko HIV sampai enam puluh persen merupakan  angka keberhasilan yang sangat besar, khususnya ketika Anda membayangkan tidak ada obat untuk AIDS,” jelas Craig Niederberger, MD, Kepala Departemen Urologi University of Illinois di Chicago.
“Meski anak laki-laki Anda disunat, dia tetap perlu diajarkan bagaimana mengendalikan nafsu dan melakukan seks yang aman,” kata penasihat Parents Jennifer Shu, M.D., coauthor pada Heading Home With Yor Newborn: From Birth to Reality.
Meski sunat diakui dapat mengurangi risiko bayi terkena urinary-tract infection (UTI), kenyataannya UTI bukan kasus umum terjadi pada anak laki-laki. Sama halnya dengan kasus penile cancer, yang terdiagnosa pada kurang  dari 1.600 laki-laki setiap tahun.
Pentingkah anak Anda mirip dengan ayahnya?
 “Anak-anak berbeda dari orang tuanya  dalam berbagai hal – Anda mengenakan kacamata, mereka tidak; mata Anda biru, mata mereka coklat. Jika seorang anak memberitahu bahwa Anda disunat dan dia tidak, Anda hanya perlu menganggapnya sebagai sebuah percakapan yang menyatakan setiap orang itu berbeda,” kata Russell Reiff, MD, seorang dokter anak dari Kaiser Permanente di San Fransisco Medical Center.  Dalam hal yang sama, calon orang tua kerap kali khawatir jika anak laki-lakinya tidak disunat, dia tidak sama dengan kebanyakan anak laki-laki pada umumnya sehingga akan diolok-olok di masa remajanya.
Bagaimanapun, sekarang jarang diungkap bahwa jumlah anak laki-laki yang disunat sekamin sedikit. Sekarang sunatan kurang populer dibanding dulu, dan perbandingan sunat dengan tidak pada anak laki-laki yang lahir di Amerika adalah 50:50.
Apakah penis yang tidak disunat lebih sulit dibersihkan?
Tidak ketika anak Anda masih bayi. “Jika bayi Anda tidak disunat, biarkan kulup pada tempatnya – jangan coba-coba menariknya karena bisa menimbulkan rasa sakit., “ kata Dr. Shu. “Cuci penis anak secara sederhana - termasuk kulup – dengan sabun dan air  ketika dia berada dalam bak mandi. “Ketika anak Anda mencapai usia 4 atau 5 tahun, kulup secara alami mulai menarik ke dalam. Pada titik ini, dibutuhkan usaha yang lesar untuk membersihkannya. Anda perlu mengajarkannya bagaimana menurunkan kulup dengan lembut, mencuci kepala penis, kemudian memasukkannya kembali ke posisi semula.   
Dapatkah sunat mengurangi sensitivitas seksual?
Jika Anda memperhatikan website anti-sunat, banyak klaim yang mengatakan kulup adalah zona erogenous, dan mereka menyoroti studi-studi yang memperlihatkan bahwa pria yang “utuh” memiliki penile sensitivity yang lebih banyak dibanding mereka yang disunat. Masih pada kasus ini, kebanyakan para ahli memperingatkan orang tua untuk tidak membiarkan hal ini mempengaruhi keputusan mereka. “Kami melakukan sunat pada lelaki dewasa di klinik kami setiap hari, dan umumnya mereka tidak mengeluarkan komplain apa pun tentang sensasi seksual, “ kata Dr. Niederberger. “Dan ingat, mereka adalah laki-laki yang punya pengalaman dalam keduanya, menjalani seks sebelum dan sesudah disunat.” Jika anak laki-laki Anda disunat dari lahir, dia tidak pernah tahu perbedaannya. Walau disunat atau tidak, kebanyakan pria memiliki kehidupan seks yang sangat memuaskan.
Apakah sunat itu menyakitkan?
Selama bertahun-tahun, kalangan dokter percaya bahwa anak yang baru lahir tidak merasa sakit dan tidak disarankan menggunakan obat-obatan dalam prosedur penanganan. Tetapi American Academy of Pediatrics menyatakan bayi merasakan merasakan sakit dan merekomendasikan penggunaan obat-obatan. Seringkali bayi diberi larutan air gula untuk ditelan (yang menyebabkan endorfin bayi meningkat secara alami) dikombinasikan dengan numbing cream (krim untuk mematikan rasa sakit) di gunakan pada ujung penis atau sebuah suntikan lidocaine pada dasar batang penis. Banyak ahli percaya bahwa ketika sunat dilakukan dengan benar dan obat penghilang rasa sakit digunakan, rasa tidak nyaman ketika sunat dapat diminimalkan secara efektif.Komplikasi seperti perdarahan dan infeksi hanya terjadi sekitar 3%. “Cacat akibat komplikasi sangat jarang terjadi,” kata dokter anak Russel Reiff.

No comments:

Post a Comment