Laman

Friday, November 16, 2012

Peranan Bapak dan Ibu Sebagai Guru di Rumah

Tentunya semua orang tua peserta didik di jenjang apapun, terutama jenjang SD/SMP telah sipa untuk mendukung putra putrinuya dalam meraih prestasi belajar yang memuaskan.
Adalah sesuatu yang tidak bisa diraih begitu saja oleh putra putri kita, untuk mencapai prestasi tersebut tanpa kontribusi/peran aktif orang tua dalam mengawasi belajar putranya di rumah. Bahkan untuk putra putri kita yang masih duduk di pendidikan dasar peran aktif kita untuk ”menganalisis bahan ajar” tetap diperlukan. Dalam hal ini peran bapak/ibu tidak jauh dari peran pendidik di kelas.
Jangan biarkan putra putri kita terlantar di rumah usai jam sekolah, Setelah putra kita tidur siang secukupnya dan menjalankan rutinitas lainnya di rumah, maka sebenarnya kita sebagai ortu, terutama Ibu bisa saja menggantikan peran guru di rumah, setelah pagi hingga siang tadi Bapak/ Ibu guru telah bertugas sebagai orang tua di sekolah.
Perlu diketahui bahwa setiap peserta didik apapun tingkatannya, secara phisik maupun mental telah memiliki waktu luang antara pukul 19.00 hngga 21..00. Namun ironisnya setiap jam efektif tersebut, sebagian besar anak kita lebh memilih menonton sinetron atau infotainment lainyya. Hal ini apabila dibiarkan terus menerus, maka kita akan membiasakan sang putra untuk terlena dari tanggung jawab belajar.
Oleh karena itu, tindakan kita yang palng bijaksana adalah mematikan saluran TV hingga jam 20.00, untuk memberi kesempatan putra kita belajar efektif dibawah pengawasan Ibu, yang harus memiliki sikap seperti layaknya guru di sekolah. Tentu saja sikap ini pada awalnya sulit untuk diterapkan. Tetapi dengan kasih sayang seorang Ibu yang tulus, hal ini akan mudah dilakukan. Apalagi setiap putra kitapun akan merespon posotif sehubungan sifat seorang Ibu yang selalu memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.
Namun demikian peran Ibu tersebut di atas bisa juga digantikan oleh putra-putri lainnya yang duduk di Bangku SMA atau di perguruan tinggi, untuk memberi pembelajaran non formal di rumah terhadap adik-adiknya yang masih perlu bimbingan Bila memang terpaksa ibu memiliki kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan, namun kondisi ini diharapkan hanya bersifat temporer. Mengingat peran ibu terhadap putranya tidak ada yang sanggup menggantikannya.
Berikut ini adalah langkah dan pedoman untuk berperan sebagai guru di rumah :
  1. Bimbing putra kita secara mandiri untuk menyiapkan buku pelajaran yang akan dibelajarkan besok pagi.
  2. Persilakan putrta kita untuk membaca wacana / konsep dari bahan ajar yang ada, untuk selang waktu yang ditentukan.
  3. Berilah evaluasi untuk mendapatkan refleksi setelah putra kita mempelajar konsep
  4. Jangan sekali-kali Ibu menyodorkan jawaban untuk materi itu, biarkan putra kita menjawab semampunya.
  5. Bila putra kita tidak mampu menjawab berilah waktu tambahan untuk mempelajari konsep lagi.
  6. Untuk bahan ajar MIPA, bila ibu tidak mampu menguasai materi maka bimbinglah putra kita untuk sekedar menghapal rumus yang ringan-ringan, dan aplikasikan rumus tersebut dengan bilangan sederhana. Tugas seorang ibu disini hanyalah membimbing dalam operasi aljabar perkalian, pembagian, penambahan dan pengurangan.
  7. Apabila Ibu menguasai materi pembelajaran materi MIPA diatas maka lakukan langkah pertama hingga ke lima.
  8. Berilah pengayaan soal – soal yang banyak terdapat di LKS.
  9. Setelah terdapat sedikit waktu luang maka persilakan putra Ibu untuk melanjutkan mengerjakan PR.
Apabila kegiatan pembelajaran non formal rutin dilakukan di rumah sebagai perwujudan kasih sayang seorang ibu kepada putranya, maka sifat tanggung jawab, mengharagai waktu, rajn dan pandai bagi putra kita secara perlahan akan terbentuk.
Nah Ibu ibu di rumah atau dikantor cobalah terapkan tip ini secara persuasif tetapi konsisten. Kelak kita akan melihat kompetensi putra kita sesuai yang kita harapkan bersama.

No comments:

Post a Comment