Tentunya semua orang tua peserta didik di
jenjang apapun, terutama jenjang SD/SMP telah sipa untuk mendukung putra
putrinuya dalam meraih prestasi belajar yang memuaskan.
Adalah
sesuatu yang tidak bisa diraih begitu saja oleh putra putri kita, untuk
mencapai prestasi tersebut tanpa kontribusi/peran aktif orang tua dalam
mengawasi belajar putranya di rumah. Bahkan untuk putra putri kita yang
masih duduk di pendidikan dasar peran aktif kita untuk ”menganalisis
bahan ajar” tetap diperlukan. Dalam hal ini peran bapak/ibu tidak jauh
dari peran pendidik di kelas.
Jangan biarkan putra putri kita
terlantar di rumah usai jam sekolah, Setelah putra kita tidur siang
secukupnya dan menjalankan rutinitas lainnya di rumah, maka sebenarnya
kita sebagai ortu, terutama Ibu bisa saja menggantikan peran guru di
rumah, setelah pagi hingga siang tadi Bapak/ Ibu guru telah bertugas
sebagai orang tua di sekolah.
Perlu diketahui bahwa setiap peserta
didik apapun tingkatannya, secara phisik maupun mental telah memiliki
waktu luang antara pukul 19.00 hngga 21..00. Namun ironisnya setiap jam
efektif tersebut, sebagian besar anak kita lebh memilih menonton
sinetron atau infotainment lainyya. Hal ini apabila dibiarkan terus
menerus, maka kita akan membiasakan sang putra untuk terlena dari
tanggung jawab belajar.
Oleh karena itu, tindakan kita yang palng
bijaksana adalah mematikan saluran TV hingga jam 20.00, untuk memberi
kesempatan putra kita belajar efektif dibawah pengawasan Ibu, yang harus
memiliki sikap seperti layaknya guru di sekolah. Tentu saja sikap ini
pada awalnya sulit untuk diterapkan. Tetapi dengan kasih sayang seorang
Ibu yang tulus, hal ini akan mudah dilakukan. Apalagi setiap putra
kitapun akan merespon posotif sehubungan sifat seorang Ibu yang selalu
memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.
Namun
demikian peran Ibu tersebut di atas bisa juga digantikan oleh
putra-putri lainnya yang duduk di Bangku SMA atau di perguruan tinggi,
untuk memberi pembelajaran non formal di rumah terhadap adik-adiknya
yang masih perlu bimbingan Bila memang terpaksa ibu memiliki kesibukan
yang tidak bisa ditinggalkan, namun kondisi ini diharapkan hanya
bersifat temporer. Mengingat peran ibu terhadap putranya tidak ada yang
sanggup menggantikannya.
Berikut ini adalah langkah dan pedoman untuk berperan sebagai guru di rumah :
- Bimbing putra kita secara mandiri untuk menyiapkan buku pelajaran yang akan dibelajarkan besok pagi.
- Persilakan putrta kita untuk membaca wacana / konsep dari bahan ajar yang ada, untuk selang waktu yang ditentukan.
- Berilah evaluasi untuk mendapatkan refleksi setelah putra kita mempelajar konsep
- Jangan sekali-kali Ibu menyodorkan jawaban untuk materi itu, biarkan putra kita menjawab semampunya.
- Bila putra kita tidak mampu menjawab berilah waktu tambahan untuk mempelajari konsep lagi.
- Untuk bahan ajar MIPA, bila ibu tidak mampu menguasai materi maka bimbinglah putra kita untuk sekedar menghapal rumus yang ringan-ringan, dan aplikasikan rumus tersebut dengan bilangan sederhana. Tugas seorang ibu disini hanyalah membimbing dalam operasi aljabar perkalian, pembagian, penambahan dan pengurangan.
- Apabila Ibu menguasai materi pembelajaran materi MIPA diatas maka lakukan langkah pertama hingga ke lima.
- Berilah pengayaan soal – soal yang banyak terdapat di LKS.
- Setelah terdapat sedikit waktu luang maka persilakan putra Ibu untuk melanjutkan mengerjakan PR.
Apabila kegiatan pembelajaran non formal rutin dilakukan di
rumah sebagai perwujudan kasih sayang seorang ibu kepada putranya, maka
sifat tanggung jawab, mengharagai waktu, rajn dan pandai bagi putra kita
secara perlahan akan terbentuk.
Nah Ibu ibu di
rumah atau dikantor cobalah terapkan tip ini secara persuasif tetapi
konsisten. Kelak kita akan melihat kompetensi putra kita sesuai yang
kita harapkan bersama.
No comments:
Post a Comment